Aplikasi Aritmatik




KONTROL KEAMANAN KEBAKARAN

 1. Tujuan[Kembali]

a. Mengetahui rangkaian simulasi aplikasi aritmetik dengan proteus
b. Mengetahui rangkaian simulasi kontrol pengaman kebakaran dengan proteus
c. Memenuhi tugas mata kuliah sistem digital


2. Alat dan Bahan[Kembali]

1. Baterai  atau Power Supply

 
        Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik.
Baterai bertujuan untuk memberikan tenaga listrik ke rangkaian agar rangkaian dapat hidup dengan baik.



 2. Generator 
        Generator DC untuk suber tegangan.


Spesifikasi :
  • Non gearbox.
  • Speed : 2750 rpm.
  • Output : DC 12V.
  • Arus : 35A.
  • Built-in regulator.
  • Dimensi body : panjang 11,5 cm x diameter 9,75 cm.
  • Berat : 2,6 kg


    3. Buzzer
            Buzzer sebagai indicator apabila terjadi kebakaran.



Spesifikasi :

- Rated Voltage : 6V DC

- Operating Voltage : 4 to 8V DC

- Rated Current* : ≤30mA

- Sound Output at 10cm* : ≥85dB

- Resonant Frequency : 2300 ±300Hz

- Tone : Continuous

- Operating Temperature : -25°C to +80°C

- Storage Temperature : -30°C to +85°C

- Weight : 2g

Konfigurasi Pin :

Pin 1 : Positive

Pin 2 : Negative     


4.   LED
            LED sebagai lampu indikator bekerjanya rangkaian

Tegangan kerja / jatuh tegangan pada sebuah menurut warna yang dihasilkan:
  1. Infra merah : 1,6 V
  2. Merah : 1,8 V – 2,1 V
  3. Oranye : 2,2 V
  4. Kuning : 2,4 V
  5. Hijau : 2,6 V
  6. Biru : 3,0 V – 3,5 V
  7. Putih : 3,0 – 3,6 V
  8. Ultraviolet : 3,5 V

     5. Ground
             Ground sebagai komponen untuk menggroundkan sumber tegangan



    6. Motor DC
            Motor DC sebagai alat yang akan kita kontrol dengan Motor-Enco

Komponen Motot Listrik :
  1. Stator Coil
  2. Rotor Coil
  3. Main Shaft
  4. Brush
  5. Bearing
  6. Drive pulley
  7. Motor Housing


   7.  Transistor NPN
            Transistor NPN sebagai komponen yang dihubungkan ke relay.

Spesifikasi :

- Bi-Polar NPN Transistor

- DC Current Gain (hFE) is 800 maximum

- Continuous Collector current (IC) is 500mA

- Emitter Base Voltage (VBE) is 5V

- Base Current(IB) is 5mA maximum

- Available in To-92 Package

Konfigurasi Pin :

Pin 1 : Collector

Pin 2 : Base

Pin 3 : Emitter




8. Relay
            Relay sebagai pengatur otomatis untuk mengubung atau memutus rangkaian

Spesifikasi :

- Trigger Voltage (Voltage across coil) : 5V DC

- Trigger Current (Nominal current) : 70mA

- Maximum AC load current: 10A @ 250/125V AC

- Maximum DC load current: 10A @ 30/28V DC

- Compact 5-pin configuration with plastic moulding

- Operating time: 10msec Release time: 5msec

- Maximum switching: 300 operating/minute (mechanically)

Konfigurasi Pin

- Coil End 1 : Used to trigger(On/Off) the Relay, Normally one end is connected to 5V and the other        end to ground.

- Coil End 2 : Used to trigger(On/Off) the Relay, Normally one end is connected to 5V and the other        end to ground.

- Common (COM) : Common is connected to one End of the Load that is to be controlled.

- Normally Close (NC) : The other end of the load is either connected to NO or NC. If connected to NC    the load remains connected before trigger.

- Normally Open (NO) : The other end of the load is either connected to NO or NC. If connected to NO    the load remains disconnected before trigger.



9. Flame sensor 
            Flame sensor berfungsi sebagai alat sensor api

Spesifikasi :

- Output= Digital (D0)

- Tipe : Flame sensor isi 5 sensor

- Vin : DC 3.3V-9V

- Range sensor : 120°

- Output : Digital

- Tiap sensor memiliki lampu indikator

- Mendeteksi api lilin dengan range panjang gelombang 700-1100nm

- Dimensi  : panjang 4 cm x lebar 4 cm

- Berat : 50 gram

- Lighter flame detect distance 80cm


10. MQ-7 Sensor
            Sensor MQ-7 sebagaai sensor pendeteksi asap kebakaran.



Spesifikasi  MQ-7 :
- VC/(Tegangan Rangkaian) 5V±0.1 
- VH (H)/ Tegangan Pemanas (Tinggi) 5V±0.1 
- VH (L)/ Tegangan Pemanas (Rendah) 1.4V±0.1 
- RL/Resistansi Beban Dapat disesuaikan 
- RH Resistansi Pemanas 33Ω±5% 
- TH (H) Waktu Pemanasan (Tinggi) 60±1 seconds 
- TH (L) Waktu Pemanasan (Rendah) 90±1 seconds 
- PH Konsumsi Pemanasan Sekitar 350mW

11.  Touch Sensor

                 

Spesifikasi: - Konsumsi daya sangat sedikit - Tegangan: 2-5.5V DC (optimal 3v) - Dapat menggantikan fungsi tombol saklar - Dilengkapi 4 buah lubang baut M2 - Ukuran: 24x24x7.2mm - Output high VOH: 0.8VCC (typical) -. Output low VOL: 0.3VCC (max)


3. Dasar Teori[Kembali]
- BATERAI
simbol baterai

        Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).

        Baterai dalam sistem PV mengalami berulang kali siklus pengisian dan pengosongan selama umur pakainya. Siklus hidup (cycle life) baterai adalah banyaknya pengisian dan pengosongan hingga kapasitas baterai turun (melemah) dan tersisa 80% dari kapasitas nominalnya. Pabrik baterai biasanya mencantumkan siklus hidup pada spesifikasi teknis baterai. Mencantumkan satu nilai siklus hidup (cycle life) sebenarnya terlalu menyederhanakan informasi, karena siklus hidup baterai juga tergantung pada suhu baterai.

        Dari grafik di atas, terlihat pada suhu operasional baterai yang lebih rendah, siklus hidup baterai lebih lama. Siklus hidup baterai juga tergantung dari DoD, artinya baterai yang dikosongkan hanya 50% dari kapasitasnya, berumur lebih lama jika dikosongkan hingga 80%, namun membuat sistem menjadi lebih mahal, karena membutuhkan kapasitas baterai lebih besar untuk mengakomodasi kebutuhan yang sama.

battery capacity vs temperature

    Jika pada suhu operasional lebih rendah, umur baterai lebih lama,  namun ada efek negatif berkaitan dengan kapasitas baterai. Pada suhu  yang lebih rendah, kapasitas baterai menjadi lebih rendah. Hal ini disebabkan karena pada suhu yang lebih tinggi, reaksi kimia yang terjadi pada baterai bergerak lebih aktif/cepat, sehingga kapasitas baterai cenderung lebih tinggi.

    Terkadang, pada suhu yang lebih tinggi, kapasitas baterai justru dapat lebih besar dari angka nominalnya, meskipun pada suhu tinggi, elemen baterai terlalu aktif, juga berakibat buruk pada kesehatan baterai.

        Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya. Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.

- LED
 Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.


Tabel. Warna dan Material LED
Warna
Panjanggelombang [nm]
Material semikonduktor
λ > 760
Gallium arsenide (GaAs)Aluminium gallium arsenide (AlGaAs)
610 < λ < 760
Aluminium gallium arsenide (AlGaAs)Gallium arsenide phosphide (GaAsP)Aluminium gallium indium phosphide (AlGaInP)Gallium(III) phosphide (GaP)
590 < λ < 610
Gallium arsenide phosphide (GaAsP)Aluminium gallium indium phosphide (AlGaInP)Gallium(III) phosphide (GaP)
570 < λ < 590
Gallium arsenide phosphide (GaAsP)Aluminium gallium indium phosphide (AlGaInP)Gallium(III) phosphide (GaP)
500 < λ < 570
Indium gallium nitride (InGaN) / Gallium(III) nitride (GaN)Gallium(III) phosphide (GaP)Aluminium gallium indium phosphide (AlGaInP)Aluminium gallium phosphide (AlGaP)
450 < λ < 500
Zinc selenide (ZnSe)Indium gallium nitride (InGaN)
400 < λ < 450
Indium gallium nitride (InGaN)
multiple types
Dual blue/red LEDs,
blue with red phosphor,
or white with purple plastic
λ < 400
Diamond (235 nm) Boron nitride (215 nm) Aluminium nitride (AlN) (210 nm) Aluminium gallium nitride (AlGaN)Aluminium gallium indium nitride (AlGaInN) – (down to 210 nm)
multiple types
Blue with one or two phosphor layers:
yellow with red, orange or pink phosphor added afterwards,
or white with pink pigment or dye.
White
Broad spectrum
Blue/UV diode with yellow phosphor



- MOTOR
       
     Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu


- TRANSISTOR 
        Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya. Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa hampir semua perangkat elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam rangkaiannya. 
                                   

    Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

        Terminal transistor memerlukan tegangan DC tetap untuk beroperasi di daerah yang diinginkan dari kurva karakteristiknya. Ini dikenal sebagai biasing. Untuk aplikasi amplifikasi, transistor bias sehingga sebagian untuk semua kondisi input. Sinyal input pada basis diamplifikasi dan diambil pada emitor. BC548 digunakan dalam konfigurasi emitor umum untuk amplifier. Pembagi tegangan adalah mode bias yang umum digunakan. Untuk aplikasi switching, transistor bias sehingga tetap penuh jika ada sinyal di dasarnya. Dengan tidak adanya sinyal dasar, itu benar-benar mati.

        Dengan sebuah transistor tipikal, grafik arus kolektor versus arus basis akan terlihat sebagaimana berikut ini 

Cara Kerja Transistor


        Terdapat sebuah hubungan linear (garis lurus) antara arus baris dengan arus kolektor. Dengan kata lain : Arus kolektor secara langsung berbanding lurus dengan arus basis.


- RELAY
                           

        Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

Grafik


- FLAME SENSOR

Pengertian dan Kegunaan Flame Sensor
         Flame sensor adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala api, tetapi detector ini tidak bereaksi pada lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain yang tidak ada hubungannya dengan nyala api (flame).

        Flame sensor atau flame detector merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang dapat mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api dengan panjang gelombang antara 760 nm ~ 1100 nm. 


Aplikasi yang disarankan untuk penggunaan flame detector adalah :
a.Rumah yang memiliki plafon tinggi: aula, gudang, galeri.
b.Tempat yang mudah terbakar: gudang kimia, pompa bensin, pabrik, ruangan mesin, ruang panel listrik.
c.Ruang komputer, lorong-lorong dan sebagainya.
        Penempatan detector harus bebas dari objek yang menghalangi, tidak dekat dengan lampu mercury, lampu halogen dan lampu untuk sterilisasi. Juga hindari tempat-tempat yang sering terjadi percikan api (spark), seperti di bengkel-bengkel las atau bengkel kerja yang mengoperasikan gerinda. Dalam percobaan singkat, detector ini menunjukkan performa yang sangat bagus. Respon detector terbilang cepat saat korek api dinyalakan dalam jarak 3 – 4m. Oleh sebab itu, pemasangan di pusat keramaian dan area publik harus sedikit dicermati. Jangan sampai orang yang hanya menyalakan pemantik api (lighter) di bawah detector dianggap sebagai kebakaran. Bisa juga dipasang di ruang bebas merokok (No Smoking Area) asalkan bunyi alarm-nya hanya terjadi di ruangan itu saja sebagai peringatan bagi orang yang “membandel”.
Grafik Flame Sensor
\
Grafik Flame sensor

            Terdeteksinya panas api maka akan semakin kecil resistansi pada sensor Flame Sensor sehingga memungkinkan arus untuk mengalir dan sensor ON.

Rumus :
DQ = C DT

Keterangan :

q = kalor yang dilepas atau diserap (J)

D= perubahan temperatur (takhir – tawal) (0C)

C = kapasitas kalor (J/0C)

m = massa sampel (gr)

c = kalor jenis (J/g0C)



- SENSOR GAS MQ-7
                          
Pengertian dan kegunaan sensor MQ - 7

            MQ 7 merupakan sensor gas yang digunakan dalam peralatan untuk mendeteksi gas karbon monoksida (CO) dalam kehidupan sehari-hari, industri, atau mobil. Fitur dari sensor gas MQ7 ini adalah mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap karbon monoksida (CO), stabil, dan berumur panjang. Sensor ini menggunakan catu daya heater : 5V AC/DC dan menggunakan catu daya rangkaian : 5VDC, jarak pengukuran : 20 - 2000ppm untuk ampu mengukur gas karbon monoksida.

Kondisi Standar Sensor Bekerja
- VC/(Tegangan Rangkaian) = 5V±0.1
- VH (H)/ Tegangan Pemanas (Tinggi) = 5V±0.1
- VH (L)/ Tegangan Pemanas (Rendah) = 1.4V±0.1
- RL/Resistansi Beban Dapat disesuaikan
- RH Resistansi Pemanas = 33Ω±5%
- TH (H) Waktu Pemanasan (Tinggi) = 60±1 seconds
- TH (L) Waktu Pemanasan (Rendah) = 90±1 seconds
- PH Konsumsi Pemanasan = Sekitar 350mW

Kondisi Lingkungan
- Tao/Suhu Penggunaan = -20℃-50℃
- Tas/Suhu Penyimpanan = -20℃-50℃
- RH/Kelembapan Relatif = kurang dari 95%RH
- O2 Konsentrasi Oksigen = 21%(stand condition) (Konsentrasi Oksigen dapat mempengaruhi sensitivitas)

Karakteristik Sensitivitas
- Rs/ Tahanan Permukaan Terhadap Tubuh = 2-20k pada 100ppm Carbon Monoxide(CO)
- a(300/100ppm)/ Tingkat Konsentrasi Kemiringan = Kurang dari 0.5 Rs (300ppm)/Rs(100ppm)
- Standar Kondisi Bekerja = Temperature -20℃±2℃ Kelembapan 65%±5% , RL:10KΩ±5%, Vc:5V±0.1V VH:5V±0.1V, VH:1.4V±0.1V
- Waktu Panaskan Tidak kurang dari 48 jam
- Jarak Deteksi: 20ppm-2000ppm carbon monoxide     


-Grafik sensor flame dan sensor MQ-7 


\
Grafik Flame sensor

            Terdeteksinya panas api maka akan semakin kecil resistansi pada sensor Flame Sensor sehingga memungkinkan arus untuk mengalir dan sensor ON.


 Grafik MQ-7

        Semakin banyak jumlah gas yang terdeteksi maka akan semakin kecil resistansi pada sensor MQ-7 sehingga memungkinkan arus untuk mengalir dan sensor ON.


- FLAME SENSOR 
- Rumus kalor

DQ = C DT

Keterangan :

q = kalor yang dilepas atau diserap (J)

D= perubahan temperatur (takhir – tawal) (0C)

C = kapasitas kalor (J/0C)

m = massa sampel (gr)

c = kalor jenis (J/g0C)

- Tabel

                             

- TOUCH SENSOR
        Sensor sentuh merupakan sebuah saklar yang cara penggunaanya dengan cara disentuh menggunakan jari. Ketika sensor ini disentuh maka sensor akan bernilai HIGH, karena tubuh manusia terdapat aliran listrik sehingga sensor ini dapat bekerja. Sensor ini dapat kita gunakan untuk menyalakan lampu, motor, membuka pintu dan masih banyak lainnya.                                                                                                                                           
(TTP223B)

        Dalam keadaan IDLE output yang dihasilkan adalah LOW (konsumsi daya sangat kecil) sedangkan saat ada jari yang menyentuh modul ini output yang dihasilkan adalah HIGH. Jika tidak ada aktifitas lebih dari 12 detik maka modul otomatis akan kembali ke mode IDLE (hemat daya).
        Modul dapat dipasang di belakang permukaan plastik, kaca dan bahan non-logam lainnya untuk menutupi permukaan sensor. Selain itu, jika kita dapat mengatur posisi yang tepat untuk sentuhan, kita juga dapat menyembunyikannya di dalam dinding, meja dan bagian tombol tersembunyi lainnya.
Ketika jari menyentuh bagian sensor, modul menghasilkan sinyal high.
a. Arus Output Pin Sink (@ VCC 3V, VOL 0.6V): 8mA b. Arus Output pin pull-up (@ VCC=3V, VOH=2.4V): 4mA c. Waktu respon (low power mode): max 220ms d. Waktu respon (touch mode): max 60ms Cara kerja: 1. Dalam keadaan normal, modul menghasilkan sinyal low (hemat daya).
4. Dilengkapi 4 lobang baut untuk memudahkan pemasangan
3. Jika tidak disentuh lagi selama 12 detik kembali ke mode hemat energi. Kelebihan: - Konsumsi daya yang rendah - Bisa menerima tegangan dari 2 ~ 5.5V DC
- Dapat menggantikan fungsi saklar tradisional


Rumus Tegangan sentuh maksimal  
𝐸𝑆 = 𝐼𝑘( 𝑅𝑘 + 1.5 𝜌𝑠)
Ket:    𝐼𝑘 = Arus fibrilasi
          𝑅𝑘 = Nilai tahanan pada badan manusia 
          𝜌𝑠 = Tahanan Jenis tanah 




4. Percobaan[Kembali]

a. Gambar Rangkaian[Kembali]

b.Prinsip Kerja Rangkaian[Kembali]

    Pada rangkaian aritmatik kontrol keamanan kebakaran ini menggunakan aritmatik jenis half adder menggunakan gerbang XOR 74HCT86 dan gerbang AND 74LS08 dengan 2 input. Lalu sensor yang digunakan yaitu flame sensor, Sensor gas MQ7 dimana masing-masing output kedua sensor ini dihubungkan pada kaki input IC half adder. 
    Pada saat flame sensor atau MQ7 sensor salah satunya mendeteksi adanya api/gas, maka output dari salah satu sensor akan mengeluarkan tegangan menuju rangkaian aritmatik half adder. Pada gerbang XOR tegangan akan diteruskan sebesar 4,98V kemudian diumpankan ke resistor 1k ohm sehingga tegangan menjadi 1,12 V menuju transistor. Pada transistor ini menggunakan bias jenis fixed bias sesuai dengan yang dirangkai sehingga tegangan pada transistor menjadi 0,68V. Tegangan sebesar ini dapat mengaktifkan transistor karena transistor dapat on pada kisaran tegangan 0,7-0,8 V atau lebih. Karena transistor on, maka power supply akan mengeluarkan tegangan menuju relay, lalu ke kolektor, lalu ke kaki emitor dan ke ground. Karena ada tegangan pada relay, mengakibatkan switch pada relay bergerak (relay on) sehingga baterai 12 V akan mengeluarkan tegangan  yang dapat menyalakan LED kuning dan juga buzzer sebagai indikator adanya api atau gas.
    Sedangkan pada saat saat kedua sensor dalam keaadaan aktif (berlogika 1) maka masing-masing output sensor akan mengeluarkan tegangan. Pada half adder gerbang XOR jika kedua input masuk high maka gerbang XOR tidak akan melanjutkan tegangan. Dan pada gerbang AND karena kedua kaki input aktif maka IC 74LS08 ini akan meneruskan tegangan sebesar 4,96 V kemudian diumpankan ke resistor 10k ohm sehingga tegangan menjadi 0,77V menuju kaki base transistor. Karena tegangan yang masuk ke transistor sebesar 0,77 V ini dapat mengaktifkan transitor karena transistor dapat on pada tegangan 0,7-0,8V. Karena transistor on, maka power supplu akan mengeluarkan tegangan menuju relay, lalu ke kaki kolektor, lalu ke emitor, dan juga ke ground. Karena adanya tegangan pada relay maka switch pada relay akan bergerak (relay on) sehingga baterai 5V dapat menyalakan LED merah sebagai indikator adanya api dan gas dan juga menggerakkan motor pompa air .
    Touch sensor yang diletakkan didekat pintu dapat membuka pintu ruangan secara otomatis. Apabila touch sensor disenstuh (touch sensor aktif, berlogika 1) maka output dari touch sensor akan mengeluarkan tegangan sebesar 4,96 V kemudian diumpankan ke resistor sebesar 1k ohm sehingga tegangan menjadi 3,16 V. Kemudian pada transistor menggunakan bias jenis Voltage divider bias sehingga tegangan pada transistor 0,64V yang dapat mengaktifkan transisor (transistor on), karena transistor dapat on pada tegangan 0,7-0,8V. Karena transistor on, maka power supply akan mengeluarkan tegangan menuju relay, lalu ke kaki kolektor, lalu ke emitor, dan ke ground. Karena adanya tegangan pada relay makan switch pada relay akan bergerak (relay on) yang mengakibatkan baterai sebesar 12 V akan mengeluarkan tegangan yang dapat membuat motor untuk membuka pintu secara otomatis

c. Video Simulasi[Kembali]




d. Link download[Kembali]

1. Download File Rangkaian Di Sini
2. Download Video Simulasi Di Sini
3. Download Datasheet Flame Sensor Di Sini
4. Download Datasheet MQ-7 Sensor Di Sini
5. Download Datasheet Touch Sensor Di Sini
6. Download Library Flame Sensor Di Sini
7. Download Library MQ-7 Sensor Di Sini
8. Download Library Touch Sensor Di Sini
9. Download Datasheet Komponen :
    - Datasheet Baterai Di Sini
    - Datasheet Relay Di Sini
    - Datasheet Transistor Di Sini
    - Datasheet Resistor Di Sini
    - Datasheet Motor Di Sini
    - Datasheet Dioda Di Sini
    - Datasheet IC74LS08 (Gerbang AND)  Di Sini
    - Datasheet IC 74HCT86 (Gerbang XOR) Di Sini
10. Download File HTML Di Sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  BAHAN PRESENTASI UNTUK MATA KULIAH SISTEM DIGITAL 2022 OLEH: Gilang Ramadhan Herier 2010952039 Dosen Pengampu: Darwison, M.T Referensi: 1....